Negeri Setengah Merdeka
OLEH : GHOFFAR ALBAB MAARIF
Tujuh belas Agustus tahun empat lima / Itulah hari kemerdekaan kita / Hari merdeka nusa dan bangsa / Hari lahirnya bangsa Indonesia / Merdeka, sekali merdeka tetap merdeka / Selama hayat masih dikandung badan / Kita tetap setia tetap sedia / Mempertahankan Indonesia / Kita tetap setia tetap sedia / Membangun negara kita //
Itulah lagu “Hari Merdeka”, lagu gubahan H. Mutahar yang menggugah hati. Lagu yang selalu menggelora di seluruh pelosok Indonesia setiap tanggal 17 Agustus. Kata-kata yang terkandung dalam tiap baitnya mengandung semangat perjuangan dan persatuan. Masyarakat Indonesia dengan bangga menyanyikan lagu ini tanpa mengenal batasan usia, ras, suku, ataupun agama. Selama kurang lebih dari 3,5 abad lamanya Indonesia dijajah oleh kolonialisme dan imperialisme. Selama itu pula Bangsa Indonesia mempunyai mimpi untuk lepas dari cengkeraman penjajah yang hanya mengobok-obok sumber daya Indonesia.
Masih teringat jelas, tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No 56 B dengan dipelopori oleh Soekarno-Hatta secara resmi Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Bapak Proklamator Soekarno dengan gagah membacakan teks proklamasi dan memberi penegasan bahwa adanya negara bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Seiring berjalannya waktu, bangsa ini telah tumbuh menjadi negara yang berkembang. Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang berkembang pesat dan cukup disegani di kawasan Asia. Beberapa buktinya adalah Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang memiliki angkatan laut terkuat di kawasan Asia, Indonesia pernah mendapat julukan Macan Asia dan tidak jarang Indonesia terlibat dan berperan penting dalam kegiatan dunia internasional.
Namun, jika membandingkan dengan keadaan yang sekarang, dimana Indonesia telah berusia 70 tahun, sepertinya segala bentuk kebanggan yang pernah melekat pada bangsa ini perlahan mulai lekang. Belum lagi hilang dari ingatan kita, Indonesia tidak dapat berbuat banyak saat beberapa pulaunya diserobot oleh negara tetangga. Indonesia bukan lagi sebagai Macan Asia seperti yang dikenal dahulu dan kehidupan penduduk negeri ini juga semakin jauh dari kata makmur.
Soekarno pernah berkata bahwa kemerdekaan sejatinya hanyalah jembatan emas yang mesti dilalui oleh Bangsa Indonesia. Kemerdekaan bukanlah suatu tujuan utama namun hanyalah alat. Layaknya jembatan, ketikaa jembatan itu telah dilalui maka diharapkan sampailah kita pada tujuan akhir yaitu masyarakat adil, makmur, dan, sentosa. Sebuah niali filosofis yang sangat luhur. Namun, ketika kita melihat kondisi Indonesia dewasa ini, tidak lain adalah sebuah antiklimaks. Berbagai macam persoalan bangsa, mulai dari persoalan ekonomi, sosial, politik, hingga budaya membuat kita bertanya tanya: mengapa hal ini bisa terjadi?
Pada bidang hukum kondisinya masih jauh dari apa yang kita harapkan. Keadilan masih hanya sebatas retorika belaka, karena masih belaku tajam kebawah dan tumpul keatas. Pada bidang ekonomi negara semakin gagal mengelola sumber daya alamnya. Ketimpangan ekonomi semakin terlihat jelas, dimana kesejahteraan hanya dinikamati segelintir orang. Orang yang kaya semakin kaya, orang miskin semakin miskin. Nilai tukar rupiah semakin turun tajam. Begitu juga pada bidang pendidikan, budaya dan lain sebagainya, semua semakin jauh dari esensi semangat kemerdekaan itu sendiri.
70 tahun kemerdekaan Indonesia harusnya menjadi momentum perbaikan setiap peranan Bangsa Indonesia. Setiap peranan akan berjalan dengan baik bila dilakukan oleh orang yang mempunyai karakter yang baik serta budi pekerti yang mulia. Pesan moral tersebut telah dijelaskan dalam dasar negara kita, Pancasila. Maka dari itu, siapapun kita, marilah kita terus berkontribusi dalam membangun Indonesia dan mewujudkan cita-cita para pendiri bangsa, tentunya dengan cara-cara kita yang beragam. Para pendidik harus terus berusaha mendidik anak bangsa dengan sebaik-baiknya, para politisi harus terus berusaha menghasilkan kebijakan publik yang efektif dan bermanfaat, juga para pemuda yang harus terus berinovasi dan berkiprah dalam pembangunan negara, semuanya harus bergerak untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa ini.
Masih pedulikah kita dengan bangsa ini? Tentu jawabannya ada pada diri kita masing-masing. Seberapa besar sumbangsih kita untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)