IkLaN

IkLaN

Copas International

IkLaN

IkLaN

Jumat, 07 Oktober 2016

Dua Penyebab Utama Anak Tumbuh Pendek

Dua Penyebab Utama Anak Tumbuh Pendek

Rep: Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari

Faktor genetik tak bisa dilepaskan dari pertumbuhan anak.

REPUBLIKA.CO.ID, Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan anak tumbuh pendek. Dua yang utama ialah hormon dan usia pubertas. 

Kekurangan hormon pertumbuhan akan menyebabkan anak tumbuh pendek, begitu pula pubertas yang terlambat. "Hormon pertumbuhan normal, tapi pubertas telat atau tidak ada hormon pubertas, dia pendek juga. Pendek dibanding teman-teman. Mereka punya dua hormon, dia punya satu atau tidak ada hormon sama sekali. Jadi di sini hormon sangat penting," kata pakar endokrin anak, dr Aman Bhakti Pulungan, Sp. A (K).  

Kegagalan pertumbuhan juga terkait berat badan. Penurunan berat badan bayi memang tidak selalu diikuti dengan perlambatan tinggi badan. Namun, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari normal mempunyai potensi 10-15 persen tumbuh pendek. 

Beberapa penyakit juga mempengaruhi tumbuh kembang anak, baik dari penyakit itu sendiri maupun konsumsi obat. Di antara kondisi tersebut ialah adanya penyakit endokrin, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, dan sebagainya. 

Faktor genetik tak bisa dilepaskan dari pertumbuhan anak. Untuk memahami berapa target tinggi anak berdasarkan tinggi orang tua, dilakukan penghitungan "midparental height". Caranya, jumlahkan tinggi badan ayah dengan tinggi badan ibu, bagi dua, kemudian tambahkan bonus 8,5 centimeter.  

Bonus tinggi badan dapat diperoleh dengan asupan nutrisi yang cukup dan intervensi tertentu. Di Inggris, bonus tinggi badan sebanyak 6,5 centimeter. 

Sindrom-sindrom tertentu yang disebabkan kelainan kromosom juga berpengaruh pada tinggi badan. Gangguan kromosom pada perempuan mencapai 1:2.000-2.500. Pada laki-laki, kasus ini lebih tinggi, mencapai 1:1.500. 

Pertumbuhan anak juga dipengaruhi oleh kondisi tulang. Beberapa kasus bisa dilihat secara kasat mata. Walau tidak pendek, anak bisa jadi lahir atau tumbuh dengan masalah fisik. 

"Tangan lebih pendek, kepala lebih besar, posisi mata, posisi telinga lebih panjang, banyak hal yang tidak normal bisa masuk di sini," kata dia.  

Kasus kelainan tulang bisa terjadi karena kekurangan kalsium dan vitamin D. Lingkungan Indonesia yang kaya akan sinar matahari tak menjamin tercukupinya asupan vitamin D. Penggunaan jilbab dan tabir surya bisa mengurangi paparan sinar matahari langsung yang kaya vitamin D pada jam-jam tertentu.  Kekurangan vitamin D menyebabkan anak tumbuh pendek, jika kelebihan akan menyebabkan gangguan tulang lain.

Anak pendek juga bisa menggambarkan variasi normal. Kasus ini tidak bertentangan dengan potensi genetik. Seorang anak bisa jadi pendek karena ayah dan ibunya tidak tinggi. Beberapa kasus juga menunjukkan bayi lahir pendek, usia pubertas terlambat, namun ia tumbuh tinggi setelah masa pubertas. Hal yang sama ternyata juga terjadi pada kedua orang tuanya. 

Apakah kasus variasi normal perlu diubah? Menurut dr Aman, perlunya intervensi bukan dilihat dari pendek atau tidaknya seseorang, namun dari adanya masalah pertumbuhan. Oleh karena itu, diagnosis menjadi kunci perlu atau tidaknya tata laksana tertentu. Beberapa kasus menunjukkan adanya constitutional delay yang disebabkan oleh penyakit yang diderita anak. 

"Ini perlu dibuktikan dengan uji lab. Kita nggak bisa hanya menyepelekan, biasanya alam yang menyelesaikan. Ternyata tidak, dia sakit. Harus diobati. Sekarang ini bisa kita periksa semua," ujar dr Aman.  

Kebanyakan kasus varian normal tidak perlu intervensi. Namun, hampir semua kasus lain memerlukan tata laksana khusus. 

Kekurangan hormon pertumbuhan dan tiroid dapat diatasi dengan intervensi hormon. Ini dapat dilihat dari perut yang gemuk disertai kasus mikropenis. Kurang hormon juga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan gigi seri. 

Pemberian hormon pertumbuhan mendorong perbaikan metabolisme tubuh. Ini juga terjadi pada kasus kurangnya hormon tiroid. 

Untuk kelainan tulang, perlu dilihat kasus per kasus. Ada beberapa kelainan tulang yang dapat diintervensi dengan terapi. Ada pula yang perlu didukung dengan hormon tertentu.


Menurut Saya, Umumnya Bergantung Dari Keturunan.
Jika Nenek Moyangnya Emang Pendek - Pendek, Kan Mustahil Anaknya Jadi Tinggi, Dan Sebaliknya :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)

W M Transfer

W M Transfer

IkLaN